Jakarta - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) masih berada di level Rp 14.000. Bahkan, beberapa hari lalu nilai tukar dolar AS sempat menyentuh Rp 14.200.
Gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berpengaruh terhadap PT PLN (Persero) meski tidak terlalu signifikan. Perusahaan listrik pelat merah ini memiliki pinjaman dalam bentuk dolar AS yang digunakan untuk kebutuhan pembiayaan perseroan.
Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan, perseroan telah melakukan aksi lindung nilai atau hedging terhadap pinjaman dalam bentuk dolar AS. Hedging dilakukan pada utang dolar AS yang jatuh tempo dalam waktu dekat hingga satu tahun.
"Hedging kami lakukan yang riil jatuh tempo. Dalam peraturan 25% nett open position dan kami lakukan," kata Sarwono di bilangan Jakarta Selatan, Rabu (23/5/2018) malam.
Baca juga: Akhir Tahun Dolar AS Bisa Balik ke Rp 13.400?
Sarwono mengungkapkan alasan PLN menarik utang dalam bentuk valas yaitu dolar AS dikarenakan tingkat bunga yang jauh lebih rendah dibandingkan pinjaman dalam bentuk rupiah.
Ia menambahkan, perbedaan bunga pinjaman antara dolar AS dengan rupiah sebesar 4-5%. Misalnya, pinjaman dalam rupiah memiliki bunga 8-9%, sedangkan pinjaman dalam bentuk dolar AS memiliki bunga 3-4%.
"Kalau beli rupiah, utang rupiah bunga 8% terus beli dolar AS kena dua kali nanti bayarnya. Utang dolar AS bedanya dengan rupiah 4-5%," kata Sarwono.
Alternatif pendanaan yang dilakukan PLN, lanjutnya, dilakukan dengan berbagai cara, misalnya penerbitan surat utang, pinjaman bank, hingga pinjaman valas.
sumber: https://finance.detik.com/energi/d-4035618/dolar-as-rp-14000-bagaimana-dampaknya-ke-pln